5/04/2009

Si Mbah Slamet 3432 Mdpl

Gunung Slamet adalah gunung tertinggi di Jawa Tengah dan merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.432 mdpl. Pada masa penjelajahan dunia yang pertama Sir Frances Drake ketika melihat Gunung Slamet, segera mengarahkan perahunya dan berlabuh di Cilacap.

Gn. Slamet dapat didaki melalu 3 jalur, lewat jalur sebelah Barat Kaliwadas, lewat jalur sebelah selatan Batu Raden dan lewat jalur sebelah timur Bambangan. Dari ketiga jalur tersebut yang terdekat adalah lewat Bambangan, selain pemandangannya indah juga banyaknya kera liar yang dapat ditemui dalam perjalanan menuju ke puncak slamet.

JALUR BAMBANGAN

Jalur Bambangan adalah jalur yang sangat populer dan merupakan jalur yang paling sering didaki. Route Bambangan merupakan route terpendek dibandingkan route Batu Raden dan Kali Wadas. Dari kota Purwokerto naik bus ke tujuan Purbalingga dan dilanjutkan dengan bus dengan tujuan Bobot sari turun di Serayu. Perjalanan disambung menggunakan mobil bak angkutan pedesaan menuju desa Bambangan, desa terakhir di kaki gunung Slamet.

Di dusun yang berketinggian 1279 mdpi ini para pendaki dapat memeriksa kembali perlengkapannya dan mengurus segala administrasi pendakian. Selepas dari jalan aspal perkampungan belok ke kanan, Pendaki akan menyeberangi sungai dengan cara melompat dari satu batu ke batu yang lain, bila sedang musim hujan aliran air deras akan menutupi batu-batuan ini. Selanjutnya akan melewati ladang penduduk selama 1 jam menuju pos Payung dengan keadaan medan yang terjal.



Di lereng Selatan Gn.Salmet yang masih berhutan lebat masih terdapat Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica).


Dari kota Purwokerto naik bus ke tujuan Purbalingga dan dilanjutkan dengan bus dengan tujuan Bobot sari turun di Serayu. Perjalanan disambung menggunakan mobil bak angkutan pedesaan menuju desa Bambangan


Baturaden
Guci
Gua Petruk



Pos Payung merupakan pos pendakian yang menyerupai payung raksasa dan masih berada di tengah-tengah perkebunan penduduk. Selepas pos Payung pendakian dilanjutkan menuju pondok Walang dengan jalur yang sangat licin dan terjal di tengah-tengah lingkungan hutan hujan tropis, selama kurang lebih2 jam. Selepas pondok Walang, medan masih seperti sebelumnya, jalur masih tetap menanjak di tengah panorama hutan yang sangat lebat dan indah, selama kira-kira 2 jam menuju Pondok Cemara.


Sebagaimana namanya, pondok Cemara dikelilingi oleh pohon cemara yang diselimuti oleh lumut. Selepas pondok Cemara pendakian dilanjutkan menuju pos Samaranthu. Selama kira-kira 2 jam dengan jalur yang tetap menanjak dan hutan yang lebat. Samaranthu merupakan pos ke 4. Kira-kira 15 menit dari pos ini terdapat mata air bersih yang berupa sungai kecil. Selepas Samaranthu, medan mulai terbuka dengan vegetasi padang rumput. Pendaki akan melewati Sanghiang Rangkah yang merupakan semak-semak yang asri dengan Edelweiss di sekelilingnya, dan sesekali mendapati Buah Arbei di tengah-tengah pohon yang menghalangi lintasan pegunungan. Pendaki juga akan melewati Sanghiang Jampang yang sangat indah untuk melihat terbitnya matahari.


Kira-kira 30 menit kemudian pendaki akan tiba di Plawangan. Plawangan (lawang = pintu) merupakan pintu menuju puncak Slamet. Dari tempat ini pendaki akan dapat menikmati panorama alam yang membentang luas di arah timur. Selepas Plawangan lintasan semakin menarik sekaligus menantang, selain pasir dan bebatuan sedimentasi lahar yang mudah longsor pada sepanjang lintasan, di kanan kiri terdapat jurang dan tidak ada satu pohon pun yang dapat digunakan sebagai pegangan.

Di daerah ini sering terjadi badai gunung, oleh karena itu pendaki disarankan untuk mendaki di pagi hari. Kebanyakan pendaki meninggalkan barang-barang mereka di bawah, untuk memperingan beban. Dari Plawangan sampai di puncak dibutuhkan waktu 30- 60 menit. Dari sini pendaki dapat melihat puncak Slamet yang begitu besar dan hamparan kaldera yang sangat luas dan menakjubkan, yang biasa disebut dengan Segoro Wedi. Apabila kita ingin turun menuju jalur lain, misalnya Guci, pendaki harus melewati kompleks kawah untuk memilih jalur yang diinginkan.


JALUR KALIWADAS

Kaliwadas merupakan sebuah dusun yang berketinggian 1850 mdpi dan masuk wilayah Desa Dawehan, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, atau tepatnya berada pada barat daya lereng Gunung Slamet. Untuk menuju Kaliwadas dapat ditempuh dari kota Bumiayu menuju Pangasinan dengan menggunakan Angkutan Pedesaan jenis Colt yang memakan waktu 2 jam. Setiba di Pasar Pangasinan, perjalanan dilanjutkan menuju Kaliwadas dengan menggunakan Jeep Hardtop atau menggunakan angkutan umum jenis kendaraan terbuka yang beroperasi hingga pukul 18.00.

Pendaki dapat menyiapkan segala perbekalan dan perizinan dari Kaliwadas ini. Kira - kira 300 m selepas jalan desa, pendaki diarahkan menuju jalan setapak. Satu jam kemudian pendaki akan melewati Tuk Suci yang oleh penduduk setempat diartikan sebagai mata air suci. Di Tuk Suci ini terdapat aliran air yang dibendung, yang berfungsi sebagai pengairan desa di bawahnya. Selepas Tuk Suci, medan mulai menanjak menembus lorong-lorong tumbuhan Bambu yang berukuran kecil. Penduduk sekitar menyebutnya Pringgodani. Enam puluh menit kemudian pendaki akan tiba di pondok Growong.

Pondok Growong merupakan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda. Di sekitar area ini banyak ditemukan pohon besar yang di bawahnya terdapat lubang berukuran cukup besar. Selepas pondok Growong lintasan relatif datar sampai pada sebuah jembatan kecil yang bemama taman Wlingi, yang berada di ketinggian 1953 mdpl. Di daerah ini terdapat persimpangan, lintasan yang lurus dan lebar menuju ke Sumur Penganten. Berjarak 500 m dari area terdapat sumber air, yang juga merupakan sebuah tempat keramat di mana banyak peziarah yang datang untuk meminta berkah.

Jalur ke kiri merupakan lintasan yang menuju ke puncak. Keadaan lintasan semakin menanjak. Di sepanjang lintasan mulai banyak dijumpai pohon tumbang dan pohon penyengat. Lintasan kadang tertutup oleh semak belukar sehingga pendaki harus waspada agar tidak tersesat. Lintasan mulai kembali melebar ketika pendaki melewati persimpangan Igir Manis yang berada di ketinggian 2600 mdpl. Di sekitar area ini akan didapati tetumbuhan Adelweiss dan tetumbuhan Arbei. Setelah itu pendaki akan sampai di Igir Tjowek yang berada di ketinggian 2750 mdpl. Daerah ini masuk kawasan Gunung Malang. Di sini terjadi pertemuan jalaur ini dengan jalur Baturaden. Beberapa meter kemudian barulah pendaki tiba di Plawangan.

Plawangan merupakan sebuah tanah yang cukup datar di daerah terbuka, sekaligus merupakan batas vegetasi. Untuk menuju puncak dibutuhkan waktu kira-kira 2 jam. Pendaki dapat berangkat pagi agar dapat menikmati keadaan puncak dan sekitamya dalam keadaan cuaca cerah. Selepas Plawangan lintasan semakin tajam hingga mencapai sudut pendakian 60. Selanjutnya keadaan lintasan semakfn parah dengan medan bebatuan vulkanik yang mudah longsor. Bau belerang terasa menyengat dari kawah ketika pendaki tiba di puncak bayangan. Setiba di daerah ini, pendaki tinggal melipir pada gigir kawah menuju arah timur.

Setelah melewati Tugu Surono yang berupa tumpukan batu, pendaki akan sampai di puncak tertinggi Gunung Slamet yang ditandai dengan patok triangulasi dan tower. Dulu tempat ini juga digunakan sebagai pemantauan aktivitas gunung api ini. Di puncak tertinggi kedua se-Jawa ini pendaki dapat menyaksikan pemandangan pada arah timur. Tampak beberapa puncak seperti Gunung Sumbing, Sundoro, Merbabu, Merapi, dan puncak Ciremai di arah barat. Semuanya berdiri kokoh sekan-akan menjadi pasak bumi Pulau Jawa.

JALUR BATU RADEN

Dari kota Purwokerto menuju tempat wisata Batu Raden menempuh jarak 15 km arah utara dan dapat ditempuh selama 30 menit dengan menggunakan Angkutan umum. Batu Raden yang merupakan daerah wisata yang terkenal dengan Pancuran Telu dan Pitu ini berada di ketinggian 760 mdpl. Pancuran tersebut merupakan aliran mata air panas yang mengandung belerang. Jalur ini merupakan jalur tersulit dan jarang dilalui pendaki.

Selepas pal Taman Wisata Batu Raden, lintasan berbelok ke kanan dan menurun. Dalam perjalanan menuju pos I banyak ditemui cabang lintasan, yang merupakan jalan tikus yang banyak dibuat oleh penduduk setempat. Di tengah perjalanan pendaki akan melewati sebuah sungai. Setelah itu lintasan kembali datar dengan sajian jurang yang menganga pada sisi kanan lintasan. Untuk sampai di pos I dibutuhkan waktu selama 3 jam.


Selepas pos I lintasan mulai menanjak dengan sajian hutan yang rimbun dan asri, selama 2 jam. Untuk sampai di pos III dibutuhkan waktu selama 3 jam dengan lintasan yang tidak begitu menanjak. Vegetasi di pos III masih dalam kungkungan hutan hujan Tropis. Selepas itu pendaki akan melipir pada sebuah punggungan tipis yang berada di ketinggian 1664 mdpl. Daerah tersebut bemama Igir Leiangar. Selepas pos IV, tepatnya di puncak Gunung Malang, akan ditemui persimpangan dengan jalur Kaliwadas. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju ke Plawangan, lalu berbelok ke kanan menuju puncak Slamet.

Gunung Slamet yang statusnya dinaikkan menjadi waspada, aktivitasnya semakin meningkat. Pada Rabu (22/4) dini hari gunung tersebut dua kali menyemburkan abu vulkanik yang disertai asap solfatara.

Kepala Pos Pemantauan Gunung Slamet di Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten

Pemalang, Jawa Tengah, Sukedi, mengatakan asap solfatara keluar bersama dengan abu vulkanik sekitar pukul 01.00 dan pukul 05.00 WIB. "Semburanya cukup tinggi, mencapai sekitar 800 meter. Abu vulkanik terbawa ke arah utara dan barat, sekitar wilayah Tegal," katanya, Rabu.

Menurutnya, selain semburan abu vulkanik, juga terjadi gempa

tremor permukaan dan gempa tremor vulkanik. Selama 24 jam sejak Selasa

(21/4) pagi sampai Rabu pagi tercatat 203 kali gempa. Gempa tremor permukaan tercatat 3-10 milimeter (mm), sedangkan gempa tremor vulkanik mencapai 0,5-10 mm. Bahkan sekitar jam 10.00 tercatat 25 mm.

Sampai sekarang, kata Sukedi, pihaknya tidak berani naik untuk mengukur

suhu kawah gunung yang memiliki ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu.

"Namun, aktivitas Gunung Slamet mulai meningkat sudah terdeteksi sejak sebulan lalu. Yakni ketika petugas mengukur suhu kawah Gunung Slamet. Sebulan yang lalu, suhu kawah tercatat 701 derajat Celcius, padahal rata-rata dalam kondisi normal hanya 100-200 derajat," katanya.

Selain itu, tambahnya, suhu mata air panas di Guci, Kabupaten Tegal, saat ini tercatat mencapai 63 derjat Celcius. Padahal dalam kondisi normal 59 derajat.

Sukedi telah meminta kepada lima pwemerintah kabupaten (pemkab) di sekitar Gunung Slamet untuk waspada, yaitu Pemkab Tegal, Brebes, Pemalang, Purbalingga dan Banyumas.

"Yang harus diwaspadai terutama dua sungai, yaitu Sungai Gong yang

mengalir ke Tegal dan Sungai Comal ke Pemalang. Sebab kedua sungai itu memiliki hulu paling dekat dengan kawah Gunung Slamet," katanya.

Sementara itu, dari Purbalingga dilaporkan Asisten Perhutani (Asper) Gunung Slamet Timur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur menetapkan

gunung tersebut tertutup bagi para pendaki. "Kami telah membuat posko-posko dan menyebar petugas di pos pendakian di Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja untuk melarang para pendaki naik. Sebab, kondisi Gunung Slamet rawan, apalagi statusnya menjadi waspada," ujar Asper Gunung Slamet Timur Kusnadi.

Posko-posko itu dibuat untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang

terjadi. Selain itu, pihaknya bersama dengan kepolisian, lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) dan instansi terkait berkoordinasi untuk menjaga dan memantau kondisi terutama di Bambangan dan sekitarnya.

Biasanya, kata Kusnadi, ada beberapa tanda-tanda alam jika Gunung Slamet

dalam situasi gawat. "Tanda-tanda itu di antaranya adalah turunnya binatang melata dari hutan ke desa-desa terdekat, kemudian terbangnya burung-burung dalam jumlah banyak dari hutan di sekitar Gunung Slamet. Sejauh ini, meski sudah berstatus waspada, tanda-tanda itu belum ada," ujarnya.

Di sisi lain, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

(Kesbanglinmas) Purbalingga Supriyanto menyatakan, untuk mengantisipasi

meningkatnya aktivitas Gunung Slamet, pihaknya telah menyiagakan 60 anggota search and rescue (SAR) gunung di sekitar lereng Gunung Slamet.

"Tim SAR telah siap. Mereka kami minta siaga, karena status Slamet sudah meningkat dari aktif normal jadi waspada," tandasnya.

Selain itu, kata Supriyanto, pihaknya telah mengirimkan surat ke empat

kecamatan yang berbatasan langsung dengan Gunung Slamet yakni Karangreja, Kutasari, Mrebet dan Bojongsari. "Para camat kami minta meningkatkan kewaspadaan termasuk mempersiapkan jalur evakuasi, jika nanti aktivitas Gunung Slamet kian meningkat," katanya.
sumber : www.merbabu.com
/www.media-indonesia.com

Google Izinkan Adsense Di Blogger

Kabar gembira bagi penguna Blogger. Pasalnya, raksasa search engine ini mulai mengintegrasikan penayangan iklan Adsense di Blogger . Meski mbah google mulai meluncurkan pengintegrasian layanan ini beberapa pekan lalu, proses penyebarannya kesemua Account Blogger akan memakan waktu hingga beberapa hari ke depan. Pengguna Blogger akan menemukan tab baru di dashboard, yakni "Monetize". Dari halaman ini, pengguna account bisa langsung mendaftar untuk account Adsense baru atau langsung memasukkan account lama bila sudah memliki. Penempatan iklan pun dapat diatur dari halaman ini.

Sama seperti pendaftaran account Adsense diluar Blogger, proses verifikasinya memakan waktu beberapa hari dan tidak semua pendaftar Blogger akan langsung diterima. Biasanya usia blog sangat mempengaruhi proses penerimaan pendaftaran account Adsense baru.

Sumber : www.geek.com